Monday 10 February 2014

Cinta Suci



Dia adalah seorang pemuda muslim berbangsa Arab yang berparas tampan dan juga taat beragama. Dia selalu memegang teguh imannya, bahkan ketika ia jatuh cinta pada seorang wanita. Mengapa begitu? Karena ia tidak berpacaran dengannya atau apapun yang tidak diperbolehkan oleh Islam, melainkan ia sangat menjaga hati, ekspresi, penglihatan, dan ucapannya meskipun cinta yang ia pendam begitu besar, bahkan menurut kabar yang beredar, setan pun tak tahu. Lalu, siapa wanita itu? Wanita itu adalah wanita yang mulia, baik hati, perilaku, maupun ucapannya. Karena itulah, ia sangat ingin melamar wanita tersebut, namun ia hanya berkata dalam hatinya, “Hmm, aku hanya pemuda miskin yang tak punya apa – apa, lantas dengan apa aku membayar maharnya?”. Setelah berpikir sesaat, akhirnya ia memutuskan untuk memulai bekerja keras untuk mengumpulkan uang demi melamar pujaan hatinya.
Suatu hari ketika ia bekerja, ia mendengar bahwa ada seorang saudagar kaya yang pergi melamar wanita tersebut. Hatinya sedikit tersayat, namun ia berdoa pada Allah, “Ya Allah, kuatkanlah hati hamba-Mu ini. Hamba yakin Engkau telah mempersiapkan yang terbaik untuk hamba.”. Namun, ternyata ayah dari wanita tersebut hanya diam saja ketika saudagar tersebut datang melamar, yang artinya beliau menolak lamaran itu secara halus. Senang, tentu saja perasaan tersebut terbesit dalam hati sang pemuda ketika mendengar kabar itu. Dia pun melanjutkan kerja kerasnya lagi.
Tak lama kemudian, beredar kabar bahwa ada seorang lelaki gagah perkasa pergi melamar wanita tersebut. Hatinya pun tersayat kembali, ia merasa bahwa ia takkan punya harapan lagi karena ia tidak ada apa - apanya dibanding dengan lelaki gagah tersebut. Diapun berdoa lagi pada Allah, “Ya Allah, kuatkanlah hati hamba-Mu ini. Hamba yakin Engkau telah mempersiapkan yang terbaik untuk hamba.”
Beberapa hari kemudian, seseorang datang mengetuk pintu rumah pemuda tersebut. Setelah ditengok, ternyata seorang saudagar tadi yang datang mengunjungi rumahnya dengan senyum yang merekah. “Mungkin, aku diminta membantu acara pernikahan wanita itu dengan lelaki yang gagah perkasa kemarin.”, katanya dalam hati. Sesaat kemudian, dia pun pergi mengikuti tamunya tadi. Lalu, apa yang terjadi? Hal yang terjadi sungguh diluar dugaan. Ternyata, lamaran dari lelaki yang gagah perkasa tersebut lagi - lagi ditolak secara halus oleh ayah wanita itu. Setelah berbicara cukup lama, ternyata ayah dari wanita tersebut sudah tahu bahwa pemuda itu menyimpan rasa cinta yang begitu mendalam terhadap putri beliau. Ketika ayah wanita itu bertanya tentang mahar pada pemuda tersebut, pemuda itu berkata, “Maafkan aku, maafkan aku yang tidak mempunyai harta apa – apa, kecuali baju besi untuk perang yang pernah anda berikan padaku.”. Ternyata, ayah wanita itu menyetujui baju besi tersebut untuk dijadikan cincin besi sebagai maharnya. Setelah itu, pemuda tersebut menyerahkan baju itu pada ayah wanita sebagai mahar. “Inilah baju besi yang aku maksudkan.”, kata pemuda tersebut dengan penuh hormat. Tak lama kemudian, ayah wanita itu menikahkan putrinya dengan pemuda tersebut. Sungguh, rencana Allah begitu indah, pemuda tersebut sangat bersyukur karena ia dapat menikahi wanita yang ia kagumi sejak lama. “Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah.”, kata pemuda tersebut.
Di hari pertama setelah pemuda itu resmi menjadi suami dari wanita tersebut, tiba – tiba wanita itu berkata pada suaminya, “Suamiku, aku sangat bersyukur pada Allah, karena ridha-Nya ayahku memilihkanku suami yang tampan dan begitu baik sepertimu.”. “Aku juga istriku, aku juga sangat bersyukur pada Allah Yang Maha Adil, dimana telah mempertemukan kita berdua.”, ujar pemuda tersebut dengan lembut. “Tetapi suamiku, aku ingin mengatakan suatu hal padamu bahwa sebelum kita menikah aku memendam cinta yang begitu besar pada seorang pemuda.”.Perkataan dari istrinya mengagetkan pemuda itu. Pemuda itu pun merasa sedih, dan menduga bahwa wanita itu terpaksa menikahinya karena ia begitu patuh pada ayahnya. Setelah diam beberapa saat, pemuda itu bertanya pada istrinya, “Menyesalkah kau menikah denganku? Dan siapa pemuda yang beruntung itu?”. Dengan tersenyum, wanita itu berkata, “Pemuda itu adalah dirimu.”
Subhanallah, Maha Suci Allah, segala urusan yang selalu berlandaskan pada iman dan taqwa akan mendapat ridho dari - Nya. Dan kita juga tidak boleh berhenti untuk selalu percaya pada - Nya bahwa Dia memiliki sesuatu yang lebih baik kepada kita meskipun kita harus melalui sebuah ujian. Mungkin, sebagian akan mengatakan bahwa cerita ini hanyalah dongeng. Tidak, ini adalah cerita nyata, karena ini adalah kisah cinta yang suci antara Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az – Zahra, putri Rasulullah SAW.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQFGP_zRExtqyfdwiVhgY1FBkSJsMGiw5iJ3edZ3ArxBElV53KvtPylrk33

No comments:

Post a Comment